Broadcaster

Anda Broadcaster Masa Depan

Kamis, 24 Juni 2010

Membuat Film Indie Dengan BUDGET Rendah Dengan Hasil HOLYWOOD

Bagian1. Penulisan struktur cerita

Untuk memulai sebuah penulisan, hal utama yang dapat dipakai sebagai tonggak awal adalah ide bagus tentang sebuah alur. Sayangnya, tidak seorangpun yang dapat memberitahu anda bagaimana cara untuk mendapatkan ide itu. (Jika dapat, saya akan menuliskannya dibawah pohon palem di kepulauan Bahamas – Rodrigues). Sebuah ide cerita yang menarik adalah butiran2x suci dalam sebuah film. Tetapi, sebuah ide menarik, belum tentu dapat menjadi sebuah script (alur cerita film) yang menarik.

Bayak film (terutama indie film) yang berangkat dari akar cerita yang menarik, tetapi perlahan2x menjadi menjemukan / sekedar alur biasa saat diproses dalam penulisan sebuah script. Penulisan script adalah sebuah kerja keras.!!! Tetapi, Bagaimanapun juga ada beberapa trik, dan cara untuk mengurangi ‘kepedihan’ saat menulis sebuah script (walau didasarkan pada sebuah ide cerita yang menarik).

Pertama – tama, kami akan menekankan pada sebuah alur awal penulisan script. Yaitu struktur.

Itu semua adalah (act) aksi …!!

Hal utama yang harus diperhatikan adalah struktur. Itu berlaku seperti sebuah bingkai kerja dalam cerita anda. Pertama sekali adalah untuk menentukan seberapa cepat aliran cerita yang dibuat untuk sampai ke akhir cerita. Sebuah script dapat menjadi buruk jika melupakan elemen dasar ini. Seperti sebuah dinamika di permukaan air. Mengamati air yang diam adalah menyenangkan. Tetapi dengan waktu lama hal itu menyebalkan. Begitu pula dengan air yang mengalir terus menerus. Untuk itu, tentukan ‘aliran air..!!’ pertama tenang, kemudian mengalir, bergelombang, tenang, beriak, dst.

Pada umumnya penulisan script cerita didasarkan pada ‘three act structure’. Act pertama adalah menceritakan seting, & karakter awal. Untuk itu, dalam paket yang ingin dikirim pada audiens / penonton, pastikan berisi sejumlah informasi yang diperlukan tentang karakter dan alur cerita. Act kedua adalah alur permasalahan aktual dalam bingkai script. Disini air (perumpamaan plot cerita) itu diolah (diobok – obok). Dalam bagian ini, struktur cerita dapat ditentukan oleh audiens. Apakah garing, renyah, atau melempem. Act kedua menentukan sebagian besar script untuk mengangkat cerita yang awal, dan menjunjung cerita bagian akhir.

Act ketiga adalah plot terpendek. Biasanya ketegangan puncak terjadi (klimaxs) untuk kemudian menuju pada bagian cooling down. Untuk melihat ‘struktur tiga aksi’ ini secara sederhana adalah pada Trilogi Star Wars. Bukan berarti script yang diangkat merupakan script terbaik, tetapi hanya karena telah menjadi film blockbuster jadi telah dikenal oleh siapapun.

Act pertama : kita dikenalkan pada Empire yang jahat dan pada gerakan yang menentangnya, disebut sebagai rebellion alliance. Dikenalkan pada sang pahlawan Luke skywalker, setting tentang keadaan tempat, elemen2x seperti jedi yang menjadi latar cerita, de el el. Alur bergerak di seputar tokoh hero dan permasalahan yang ada sehingga dia meninggalkan planet dan bergabung dengan rebellion.

Act kedua : kompleksitas permasalahan yang dihadapi oleh rebelion sebagai latar satu, dan Empire sebagai latar dua. Disertai dengan pengenalan tentang konflik itu secara lebih detail. Intrik – intrik terjadi. Dan tentu saja sepak terjang sang hero untuk menjadi jedi sejati.

Act ketiga : intrik melemah. Jalinan emosional meningkat. Sang hero harus melawan ayahnya sendiri. Mengalahkan lord kegelapan. Sekaligus menghancurkan death star yang telah digerakkan untuk menghancurkan sarang rebelion.

Walau three act structure merupakan sebuah teknis konvensional yang telah sering dipakai, terutama dalam industri film Holywood. Bukan berarti hal ini untuk menekuk anda untuk mengikuti konvensionalitas tadi. Bahkan dalam industri film sebesar holywood yang bergerak secepat angin dalam menelurkan ratusan film / tahun, teknis konvensional ini juga telah mengalami modifikasi. Bahkan ditinggalkan. Contoh sederhana adalah Pulp Fiction – Quentin Tarrantino. (saya sampai yakin bahwa film itu akan jeblok bila dikerjakan oleh orang selain dia (Tarrantino) – Guy Ritchie).

Tetapi bagamanapun kreasi yang ingin anda ciptakan, tetaplah berpegang teguh pada satu hal dasar “Keep it interesting”. Tunjukkan pada audiens tentang sejumlah elemen dalam film kita dengan informasi yang terjalin rapi. Jangan dibombardir oleh informasi tentang elemen dalam film, atau dengan jalinan cerita, sebelum plot dasar dipahami. Seperti hal yang seringkali dilakukan oleh para rookie movmaker.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar