Broadcaster

Anda Broadcaster Masa Depan

Kamis, 24 Juni 2010

Membuat Film Indie Dengan BUDGET Rendah Dengan Hasil HOLYWOOD

Bagian1. Penulisan struktur cerita

Untuk memulai sebuah penulisan, hal utama yang dapat dipakai sebagai tonggak awal adalah ide bagus tentang sebuah alur. Sayangnya, tidak seorangpun yang dapat memberitahu anda bagaimana cara untuk mendapatkan ide itu. (Jika dapat, saya akan menuliskannya dibawah pohon palem di kepulauan Bahamas – Rodrigues). Sebuah ide cerita yang menarik adalah butiran2x suci dalam sebuah film. Tetapi, sebuah ide menarik, belum tentu dapat menjadi sebuah script (alur cerita film) yang menarik.

Bayak film (terutama indie film) yang berangkat dari akar cerita yang menarik, tetapi perlahan2x menjadi menjemukan / sekedar alur biasa saat diproses dalam penulisan sebuah script. Penulisan script adalah sebuah kerja keras.!!! Tetapi, Bagaimanapun juga ada beberapa trik, dan cara untuk mengurangi ‘kepedihan’ saat menulis sebuah script (walau didasarkan pada sebuah ide cerita yang menarik).

Pertama – tama, kami akan menekankan pada sebuah alur awal penulisan script. Yaitu struktur.

Itu semua adalah (act) aksi …!!

Hal utama yang harus diperhatikan adalah struktur. Itu berlaku seperti sebuah bingkai kerja dalam cerita anda. Pertama sekali adalah untuk menentukan seberapa cepat aliran cerita yang dibuat untuk sampai ke akhir cerita. Sebuah script dapat menjadi buruk jika melupakan elemen dasar ini. Seperti sebuah dinamika di permukaan air. Mengamati air yang diam adalah menyenangkan. Tetapi dengan waktu lama hal itu menyebalkan. Begitu pula dengan air yang mengalir terus menerus. Untuk itu, tentukan ‘aliran air..!!’ pertama tenang, kemudian mengalir, bergelombang, tenang, beriak, dst.

Pada umumnya penulisan script cerita didasarkan pada ‘three act structure’. Act pertama adalah menceritakan seting, & karakter awal. Untuk itu, dalam paket yang ingin dikirim pada audiens / penonton, pastikan berisi sejumlah informasi yang diperlukan tentang karakter dan alur cerita. Act kedua adalah alur permasalahan aktual dalam bingkai script. Disini air (perumpamaan plot cerita) itu diolah (diobok – obok). Dalam bagian ini, struktur cerita dapat ditentukan oleh audiens. Apakah garing, renyah, atau melempem. Act kedua menentukan sebagian besar script untuk mengangkat cerita yang awal, dan menjunjung cerita bagian akhir.

Act ketiga adalah plot terpendek. Biasanya ketegangan puncak terjadi (klimaxs) untuk kemudian menuju pada bagian cooling down. Untuk melihat ‘struktur tiga aksi’ ini secara sederhana adalah pada Trilogi Star Wars. Bukan berarti script yang diangkat merupakan script terbaik, tetapi hanya karena telah menjadi film blockbuster jadi telah dikenal oleh siapapun.

Act pertama : kita dikenalkan pada Empire yang jahat dan pada gerakan yang menentangnya, disebut sebagai rebellion alliance. Dikenalkan pada sang pahlawan Luke skywalker, setting tentang keadaan tempat, elemen2x seperti jedi yang menjadi latar cerita, de el el. Alur bergerak di seputar tokoh hero dan permasalahan yang ada sehingga dia meninggalkan planet dan bergabung dengan rebellion.

Act kedua : kompleksitas permasalahan yang dihadapi oleh rebelion sebagai latar satu, dan Empire sebagai latar dua. Disertai dengan pengenalan tentang konflik itu secara lebih detail. Intrik – intrik terjadi. Dan tentu saja sepak terjang sang hero untuk menjadi jedi sejati.

Act ketiga : intrik melemah. Jalinan emosional meningkat. Sang hero harus melawan ayahnya sendiri. Mengalahkan lord kegelapan. Sekaligus menghancurkan death star yang telah digerakkan untuk menghancurkan sarang rebelion.

Walau three act structure merupakan sebuah teknis konvensional yang telah sering dipakai, terutama dalam industri film Holywood. Bukan berarti hal ini untuk menekuk anda untuk mengikuti konvensionalitas tadi. Bahkan dalam industri film sebesar holywood yang bergerak secepat angin dalam menelurkan ratusan film / tahun, teknis konvensional ini juga telah mengalami modifikasi. Bahkan ditinggalkan. Contoh sederhana adalah Pulp Fiction – Quentin Tarrantino. (saya sampai yakin bahwa film itu akan jeblok bila dikerjakan oleh orang selain dia (Tarrantino) – Guy Ritchie).

Tetapi bagamanapun kreasi yang ingin anda ciptakan, tetaplah berpegang teguh pada satu hal dasar “Keep it interesting”. Tunjukkan pada audiens tentang sejumlah elemen dalam film kita dengan informasi yang terjalin rapi. Jangan dibombardir oleh informasi tentang elemen dalam film, atau dengan jalinan cerita, sebelum plot dasar dipahami. Seperti hal yang seringkali dilakukan oleh para rookie movmaker.

Cafe AKRAB

Hai..... para penghuni atau alumni - alumni AKRB, ini ada blog yang kita bisa nongkrong sambil pesan menu apa aja. Nama nya aja cafe jadi bisa pesan langsung di sini, ada hotspot nya juga loh, ayo buruan nongkrong rame - rame di pasti seru deh......

Minggu, 20 Juni 2010

menjadi seorang sutradara yang baik versi gw


Pengalaman gw saat menjadi sutrada saat mengerjakan tugas kampus sangat lah susah, apa lagi waktu pertama, tu pikiran gw kacau banget, nggak nggerti apa yang harus gw lakuin. Namanya nasib ya gw jalanin aja lah dari pada gw nggak ada kelompok buat ngerjain tugas dan dapat nilai E. Didalam perjalanan tetep aja menjadi seorang sutradara itu nggak enak , tapi saat gw merasa nggak enak di situlah ada rasa penasaran " kok untuk merintah orang susah banget yak" padahal tugas sutradara cuma memerintah telen harus kemana dan kemana. Akhirnya gw merasakan betapa senang nya memerintah orang IM BOSS hahahaha ( ketawa ala pahlawan bertopeng ). Definisi Sutradara versi gw, emm sutradara seperti nahkoda kapal, mau dibawa kemana karya yang kita sutradarai mau kekanan apa kekiri awak kapal ( crew dan telen ) hanya mengikuti saja, dan seorang nahkoda harus mempunyai kompas supaya kapal yang iya nahkodain nggak melenceng dari tujuan nya. Begitu juga dengan sutradara dia harus membawa shoot list yang telah iya buat supaya tidak melenceng dari tujuan karya itu.

1. NGGAK BOLEH EGO

Ini hal yang pertama banget gw koreksi dalam hidup gw, egois adalah sifat seseorang yang keluar saat dia kepepet ( gw banget ) misalnya saat dikejar banci. Tapi ego yang bagai mana, to kita sutrarada ya harus egois donk! kalau anda berfikir demikian nggak masalah, kita sebagai sutradara harus lah egois tapi jangan melewati batas dan norma agama. tulisan miring nggak berlaku saat menjadi sutradara. yupz kita juga harus mengerti crew kita gimana, telen yang biasanya mood - mood tan, biasanya kalau gw jadi pak sud nya saya beliin aja es crem 1 gunung capek - cpek deh lu ngemood tu es crem... Ingget tampa crew dan telen sutradara nggak ada apa - apanya.

2. JANGAN EMOSI

Ini gw banget, gw orang nya emosian jadi ada hal yang nggak gw inginin gw marah - marah ngk jelas, pada tau nggak si kalau cacing dikasi abu? nah begitulah saya kalau marah - marah, eitzzzz jangan dibayangin donk malu ni. Untuk itu disaranin yang lagi marah cepetlan mengambil air wudhu karna sebentar lagi waktu sholat, ini kalau lagi break lo... jangan marahin telen di depan crew dan sebaliknya, anda pemimpin yang harus nya mempunyai pikiran yang mateng. tampa emosi hasil yang bakal anda capai pasti baik. Crew, telen dan sutradara adalah 1 kesatuan, jadi hormati jabatan orang lain, anda akan dihormati saat anda menghormati jabatan orang lain.

3. IP NGGGAK HARUS DIATAS 3

hahahaha.. membela diri banget yak!!! tapi ini terbukti lo, nggak butuh ip yang tinggi untuk menjadi sudradara yang baik. Menjadi sutradara yang baik harus menjadi orang yang baik, harus mematuhi peraturan lalu lintas dan memiliki sim. Ini mau menjadi sutradara apa mau pembalap liar yak.... kalau mau menjadi sutradara yang baik banyak - banyak lah mencari reverensi ip nggk menentukan apa kita sutradara yang baik apa bukan.

4. PD

Jangan minder dengan hasil karya mu, semua hasil karya nggak ada yang jelek semua hasil karya bagus, orang yang menilai hasil karya orang lain jelek adalah orang yang tidak tau apa itu karya. Industri film jangan di samain dengan industri musik yang banyak dengan anti apa lah yang nggak jelas. PD lah dengan hasil karya mu dan hargai hasil karya mu.



video clip gw pertama..PD aja.....

film indie dengan BUDGET rendah hasil HOLYWOOD

Bagian1. Penulisan struktur cerita

Untuk memulai sebuah penulisan, hal utama yang dapat dipakai sebagai tonggak awal adalah ide bagus tentang sebuah alur. Sayangnya, tidak seorangpun yang dapat memberitahu anda bagaimana cara untuk mendapatkan ide itu. (Jika dapat, saya akan menuliskannya dibawah pohon palem di kepulauan Bahamas – Rodrigues). Sebuah ide cerita yang menarik adalah butiran2x suci dalam sebuah film. Tetapi, sebuah ide menarik, belum tentu dapat menjadi sebuah script (alur cerita film) yang menarik.

Bayak film (terutama indie film) yang berangkat dari akar cerita yang menarik, tetapi perlahan2x menjadi menjemukan / sekedar alur biasa saat diproses dalam penulisan sebuah script. Penulisan script adalah sebuah kerja keras.!!! Tetapi, Bagaimanapun juga ada beberapa trik, dan cara untuk mengurangi ‘kepedihan’ saat menulis sebuah script (walau didasarkan pada sebuah ide cerita yang menarik).

Pertama – tama, kami akan menekankan pada sebuah alur awal penulisan script. Yaitu struktur.

Itu semua adalah (act) aksi …!!

Hal utama yang harus diperhatikan adalah struktur. Itu berlaku seperti sebuah bingkai kerja dalam cerita anda. Pertama sekali adalah untuk menentukan seberapa cepat aliran cerita yang dibuat untuk sampai ke akhir cerita. Sebuah script dapat menjadi buruk jika melupakan elemen dasar ini. Seperti sebuah dinamika di permukaan air. Mengamati air yang diam adalah menyenangkan. Tetapi dengan waktu lama hal itu menyebalkan. Begitu pula dengan air yang mengalir terus menerus. Untuk itu, tentukan ‘aliran air..!!’ pertama tenang, kemudian mengalir, bergelombang, tenang, beriak, dst.

Pada umumnya penulisan script cerita didasarkan pada ‘three act structure’. Act pertama adalah menceritakan seting, & karakter awal. Untuk itu, dalam paket yang ingin dikirim pada audiens / penonton, pastikan berisi sejumlah informasi yang diperlukan tentang karakter dan alur cerita. Act kedua adalah alur permasalahan aktual dalam bingkai script. Disini air (perumpamaan plot cerita) itu diolah (diobok – obok). Dalam bagian ini, struktur cerita dapat ditentukan oleh audiens. Apakah garing, renyah, atau melempem. Act kedua menentukan sebagian besar script untuk mengangkat cerita yang awal, dan menjunjung cerita bagian akhir.

Act ketiga adalah plot terpendek. Biasanya ketegangan puncak terjadi (klimaxs) untuk kemudian menuju pada bagian cooling down. Untuk melihat ‘struktur tiga aksi’ ini secara sederhana adalah pada Trilogi Star Wars. Bukan berarti script yang diangkat merupakan script terbaik, tetapi hanya karena telah menjadi film blockbuster jadi telah dikenal oleh siapapun.

Act pertama : kita dikenalkan pada Empire yang jahat dan pada gerakan yang menentangnya, disebut sebagai rebellion alliance. Dikenalkan pada sang pahlawan Luke skywalker, setting tentang keadaan tempat, elemen2x seperti jedi yang menjadi latar cerita, de el el. Alur bergerak di seputar tokoh hero dan permasalahan yang ada sehingga dia meninggalkan planet dan bergabung dengan rebellion.

Act kedua : kompleksitas permasalahan yang dihadapi oleh rebelion sebagai latar satu, dan Empire sebagai latar dua. Disertai dengan pengenalan tentang konflik itu secara lebih detail. Intrik – intrik terjadi. Dan tentu saja sepak terjang sang hero untuk menjadi jedi sejati.

Act ketiga : intrik melemah. Jalinan emosional meningkat. Sang hero harus melawan ayahnya sendiri. Mengalahkan lord kegelapan. Sekaligus menghancurkan death star yang telah digerakkan untuk menghancurkan sarang rebelion.

Walau three act structure merupakan sebuah teknis konvensional yang telah sering dipakai, terutama dalam industri film Holywood. Bukan berarti hal ini untuk menekuk anda untuk mengikuti konvensionalitas tadi. Bahkan dalam industri film sebesar holywood yang bergerak secepat angin dalam menelurkan ratusan film / tahun, teknis konvensional ini juga telah mengalami modifikasi. Bahkan ditinggalkan. Contoh sederhana adalah Pulp Fiction – Quentin Tarrantino. (saya sampai yakin bahwa film itu akan jeblok bila dikerjakan oleh orang selain dia (Tarrantino) – Guy Ritchie).

Tetapi bagamanapun kreasi yang ingin anda ciptakan, tetaplah berpegang teguh pada satu hal dasar “Keep it interesting”. Tunjukkan pada audiens tentang sejumlah elemen dalam film kita dengan informasi yang terjalin rapi. Jangan dibombardir oleh informasi tentang elemen dalam film, atau dengan jalinan cerita, sebelum plot dasar dipahami. Seperti hal yang seringkali dilakukan oleh para rookie movmaker.

Membuat Film Indie Itu Gampang

14 langkah membuat film indie

Akhir-akhir ini, banyak yang memprotes para produsen sinetron Indonesia yang dianggap telah kehilangan daya kreatif sehingga akhirnya menyadur film yang diproduksi orang luar. Tapi, sebenarnya, bagaimana sih cara membuat film itu? Posting ini bukan sebuah pembelaan, dan bukan pula sebuah hujatan baru. Hanya ingin menunjukkan… Begini lho, caranya membuat film. Hitung-hitung, sebagai materi tambahan buat anak-anak saya di sekolah…

Pada dasarnya, membuat film itu dapat dibagi ke dalam 14 tahapan. Apa saja?

1. IDE

Idealnya, IDE ini harus unik dan original. Tapi, memutuskan untuk menyadur sebuah karya orang lain itu juga termasuk sebuah IDE lho… Untuk mencari IDE, banyak cara yang bisa dilakukan. Melakukan pengamatan terus-menerus, jalan-jalan ke tempat yang aneh dan belum pernah didatangi manusia, nangkring di pohon asem di pinggir jalan sambil mengamati kendaraan yang lalu lalang, atau bahkan duduk santai di sebuah food court di suatu plaza atau mall. Melamun sendirian di dalam kamar juga bisa mendatangkan ide, kok…

2. Sasaran

Setelah mendapatkan IDE, tentukan sasaran dari film yang akan dibuat. Koleksi pribadi? Murid SMU? Komunitas S&M? Para Otaku? Para Blogger? Siapa yang akan menonton film itu nantinya? Itu juga harus ditentukan dengan jelas di awal. Jangan sampai terjadi, film tersebut ditujukan untuk anak SMU tapi karena tidak disosialisasikan dengan jelas, akhirnya dipenuhi adegan berantem penuh darah ala 300

3. Tujuan

IDE dan Sasaran sudah ditetapkan. Yang harus dipastikan selanjutnya adalah tujuan pembuatan film. Ingin menggugah nasionalisme seperti Naga Bonar? Ingin menyampaikan pesan terakhir sebelum nge-bom? Ingin mendapatkan kepuasan pribadi seperti pembuatan film Passion of the Christ? Apa?

4. Pokok Materi

Berikutnya adalah menyusun pokok materi. Apa sih pesan yang ingin disampaikan? Ungkapan cinta? Sekedar pesan mengingatkan bahaya merokok?

5. Sinopsis

Sinopsis adalah ringkasan yang menggambarkan cerita secara garis besar. Semacam ide awal gitu loh. Dari sinopsis ini, nantinya bisa dikembangkan menjadi cerita yang lebih detil.

6. Treatment

Tahapan ini adalah penggambaran adegan-adegan yang nantinya akan muncul dalam cerita. Tidak mendetil. Contoh treatment itu seperti ini…

Ada seorang perokok yang sedang merokok dengan santainya. Kemudian tiba-tiba dia batuk-batuk dengan hebat dan agak lama. Sebelum beranjak pergi, orang itu membuang rokoknya sembarangan. Tiba-tiba muncul api…

7. Naskah

Naskah adalah bentuk mendetil dari cerita. Dilengkapi dengan berbagai penjelasan yang mendukung cerita (seting environment, background music, ekspresi, semuanya…). Contoh naskah itu, seperti ini…

FS. Ali mengayuh becak. Ais duduk merenung, tidak mempedulikan Ali yang bolak-balik menatapnya.

Ali : Dak usah dipikir lah, Mbak…

Ais : (kaget) Heh? Apa, Bang?

8. Pengkajian

Pengkajian disini, adalah yang dilakukan oleh seorang ahli isi (content) atau ahli media. Yang dikaji, adalah apakah naskahnya sudah sesuai dengan tujuan semula? Dan hal-hal yang mirip seperti itu…

9. Produksi Prototipe

Proses ini dibagi jadi 3 sub-tahap, yaitu pra-produksi (penjabaran naskah, casting pemain, pengumpulan perlengkapan, penentuan dan pembuatan set, penentuan shot yang baik, pembuatan story board, pembuatan rancangan anggaran, serta penyusunan kerabat kerja), produksi (pengambilan gambar sesuai dengan naskah dan improvisasi sutradara), purna-produksi (intinya adalah editing).

10. Uji coba

Uji coba ini dilakukan dengan memutar prototipe di hadapan sekelompok kecil orang. Kalau produsen film besar, biasanya melakukan ini di hadapan para kritikus. Tujuannya adalah untuk mengetahui respon dari calon audiens.

11. Revisi

Setelah ada respon, maka dilakukan perubahan jika diperlukan. Karena itu lah, banyak film yang memiliki deleted scenes. Itu diakibatkan proses uji coba dan revisi ini.

12. Preview

Preview itu adalah pemutaran perdana, di hadapan para ahli isi, ahli media, sutradara, produser, penulis naskah, editor, dan semua kru yang terlibat dalam produksi. Tujuan dari preview ini adalah untuk memastikan apakah semuanya berjalan lancar sesuai rencana atau ada penyimpangan. Bisa dikatakan, bahwa preview ini adalah proses pemeriksaan terakhir sebelum sebuah film diluncurkan secara resmi.

13. Pembuatan Bahan Penyerta

Bahan Penyerta itu adalah poster iklan, trailer, teaser, buku manual (jika film yang dibuat adalah sebuah film tutorial), dan lain sebagainya yang mungkin dibutuhkan untuk mensukseskan film ini.

14. Penggandaan

Tahap terakhir adalah penggandaan untuk arsip dan untuk didistribusikan oleh para Joni (ini terjadi pada jaman dulu kala, waktu format film digital masih ada di angan-angan).

Nah, demikian lah proses produksi sebuah film. Dari awal sampai akhir, siap untuk didistribusikan. Jadi, apa lagi yang ditunggu? Mari kita produksi film-film berkualitas agar tidak dikatakan bahwa sineas Indonesia telah kehilangan kreatifitas dan tidak bisa memproduksi karya orisinil lagi. SEMANGAT!!!

APA ITU BROADCAST????

jika di lihat dari kamus bahasa inggris broadcast berarti siarm siaran. sedangkan broadcasting adalah Proses pengiriman sinyal ke berbagai lokasi secara bersamaan baik melalui satelit, radio, televisi dan media lainnya. Dalam broadcasting juga memperdalam ilmu kemasyarakatan, artinya bagaimana cara kita untuk terjun langsung dan berhadapan denga masyarakat luas.

ruang lingkup broadcast meliputi :
1.Presenter
2.Kameramen
3.Wartawan media
4.Dunia perfilman, seperti: sutradara, produser, editing dll

nah,,, mungkin sekarang kita bakal bahas presenter dulu kali ya,,, apa sih presenter itu? presenter itu adalah orang yang mempresenkan atau membawakan acara. orang yang membawakan acarapun berbeda-beda ada penyiar radio, presenter TV,MC dll. seorang presenter harus mempunyai wawasan yang luas dan yang terpenting adalah dia faham dengan acara yang akan di bawakannya. apalagi seorang news presenter, dia harus pintar dan mempunyai wawasan yang luas . kita akan coba membahas presenter TV, tapi kita titik beratkan pada news presenter.

Newspresenter,
secara umum, adalah orang yang mempresentasikan sebuah program berita di TV, Radio, atau Internet. Istilah ini tidak digunakan secara umum oleh orang di dalam industri (pertelevisian), karena mereka cenderung menggunakan istilah yang lebih terdeskripsi atau kadang-kadang khusus (sesuai negara). Contohnya adalah “newsreader“, “newscaster“, dan “newsanchor“.

Pembedaan Peran

Newscaster

Newscaster adalah presenter berita yang dia sendiri adalah sebagai reporter aktif, yang juga berperan dalam proses pembuatan naskah berita bagi bulletin berita tersebut.

Sebelum era televisi, siaran berita radio sering mencampurkan antara berita dengan opini di mana masing-masing presenter memiliki gaya yang berbeda-beda. Presenter semacam ini sering pula disebut sebagai komentator. Presenter berita terakhir dalam tipe ini adalah Paul Harvey. Istilah newscaster menjadi umum untuk membedakan antara presenter dari berita umum dengan komentator.

Akan tetapi, di Inggris, presenter yang bekerja di ITN sering disebut sebagai newscaster (sudah dimulai semenjak 1950-an), sementara yang bekerja di BBC menyebut diri dengan newsreader.

Newsanchor

Di Amerika Serikat dan Kanada, presenter dari program berita, lebih sering disebut sebagai newsanchor (kadang kala disebut anchorperson, anchorman, atau anchorwoman), dan bukan sebagai “newscaster“. Anchorman adalah orang yang mempresentasikan materi yang telah dipersiapkan untuk program berita, dan, kadang kala, harus pula berimprovisasi komentar untuk presentasi langsung. Banyak newsanchor yang terlibat juga dalam proses pembuatan atau pengeditan berita.

Istilah “anchorman” pertama kali dikemukakan oleh produser Don Hewitt, dan PBS mencatat penggunaan pertama kali pada tanggal 7 Juli 1952, untuk mendeskripsikan peran Walter Cronkite dalam Konvensi Partai Republik dan Partai Demokrat. Menurut Hewitt, istilah ini mengacu pada “anchor leg” dalam balapan relay.

PEMBAWA BERITA

Presenter berita adalah orang yang membawakan atau mengantarkan acara berita di televisi atau radio. Istilah ini biasa dipakai di industri televisi di Indonesia dan merupakan padanan penyiar berita yang juga banyak dipakai di radio. Secara internasional dikenal tiga kategori yakni pembaca berita (newsreader), penyiar berita (newscaster), dan jangkar berita (anchor).

Perbedaan peran

Pembaca berita

Pembaca berita adalah pembawa acara yang berperan membacakan berita. Dalam dunia modern, teknologi memungkinkan para jurnalis melakukan siaran langsung dari lokasi kejadian, sehingga mengurangi peran utama sang pembaca berita.

Sejak tahun 1980an banyak lembaga penyiaran yang berpindah dari sekedar memakai pembaca berita, yang kebanyakan adalah aktor yang sekedar membacakan naskah yang ditulis orang lain dan tidak punya peran dalam peliputan berita. Stasiun seperti TVRI juga berpindah menggunakan penyiar berita yang terlibat dalam pembuatan berita dan bukan sekedar membacakannya.

Penyiar berita

Penyiar berita adalah orang yang menyiarkan program berita dan ia juga bekerja sebagai jurnalis and ikut dalam peliputan berita atau produksi berita, yakni aktif ikut serta dalam membuat naskah berita yang akan dibacakannya. Istilah ini diperkenalkan di tahun 1980an untuk membedakan jurnalis aktif dari pembaca berita, jenis presenter berita sebelumnya.

Jangkar berita

Jangkar berita atau news anchor, adalah jurnalis televisi atau radio yang membawakan materi berita, dan sering terlibat memberikan improvisasi komentar dalam siaran langsung. Istilah ini utamanya dipakai di Amerika Serikat dan Kanada. Banyak news anchor terlibat dalam penulisan dan/atau penyuntingan berita bagi program mereka sendiri. News anchor juga mewawancara narasumber di studio atau memandu program diskusi. Banyak juga yang menjadi komentator dalam berbagai program berita.

ini baru sebagian tentang broadcast di bidang presenter. mau lebih tau mendalam tentang broadcast?? sering join blog ini ya!